Sabtu, 15 Agustus 2015

Sejarah Bata Merah


Kehidupan awal manusia dibumi yang nomaden dan banyak mengandalkan gua sebagai tempat berlindung atau rumah. setelah berkumpulnya manusia dan berkembang menjadi banyak maka dibutuhkan tempat berlindung yang lebih nyaman mulai dari kayu-kayu hutan, tumpukan batu-batuan hingga dibuatlah pemukiman yang dibuat dari tanah liat yang dicampur jerami kemudian dicetak hingga menjadi bata. Dalam perkembangan berikutnya tanah liat yang dicetak kemudian dibakar hingga mengeras dan memerah dan dipakailah hingga sekarang.

Bata merah dari tanah liat sudah digunakan sebelum adanya kekaisaran romawi. tapi penggunaannya baru diperluas dalam kurun waktu empat abad pertama. kandungan dari tanah liat yaitu aluminium silika yang membuatnya keras ketika dibakar. Kandungan Aluminium Silika inilah yang bila dicampur dengan air akan menjadi bahan yang terbaik bila digunakan, namun kandungan silika 40% saja sudah cukup untuk membuat bata merah menjadi kualitas unggulan.
Seni dari membuat bata salah satunya adalah titik leleh tanah yang beragam. umumnya tanah liat akan meleleh pada suhu 1770derajat celcius dan terrendah di suhu 400derajat celcius. Diantara kedua titik leleh inilah ada titik dimana bata bila dibiarkan dalam suhu tersebut selama kurang lebih 35jam maka akan meleleh kandungan silikanya dan mengikat satu sama lain. dan bata yang dihasilkan akan sangat bagus dan kuat. Banyak sedikitnya mineral dalam adonan bata juga berpengaruh dalam hasil akhir kualitas bata. Pabrik besar yang membuat bata merah biasanya menambahkan mineral buatan untuk menghasilkan produk yang bagus.


Sebelum revolusi industri, membuat bata merah bisa dikatakan hampir tidak ada perubahan sejak jaman romawi. Bata merah hanya dikerjakan dimusim yang memungkinkan saja seperti kemarau dan tidak ada perusahaan yang betul-betul hanya membuat bata merah.Walaupun sudah ada mesin mesin industri tetapi sebetulnya teknik pembuatan bata merah tetaplah sama. Naamun menjadi lebih cepat dan efisien.
Sekarang mesin bata merah sudah sangat beragam mulai dari cetakan tangan biasa sampai mesin kapasitas puluhan ribu perjam.


Tanah liat yang telah diambil biasanya langsung dicampur air atau bahan lain agar mendapatkan kehomogenan yang diperlukan. dengan menggunakan mesin pengaduk bata ataupun manual dengan tangan. bila campuran dengan air terlalu cair maka hasil yang diperoleh akan menghasilkan kualitas bata yang kurang baik. semakin liat adonan tanahnya maka biasanya akan semakin bagus kualitas akhirnya.


Setelah tanah tercampur dengan baik langkah selanjutnya adalah pencetakan baik secara manual ataupun dengan bantuan mesin pencetak bata merah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar